Vaksin mRNA Sebaiknya Tidak Diberikan pada Ibu Hamil?

Apakah vaksin mRNA aman untuk ibu hamil?

 

Di tengah maraknya pemberian vaksin booster COVID-19 bagi masyarakat Indonesia, banyak kabar yang beredar mengenai vaksin. Salah satunya, beredar pesan yang menyatakan bahwa vaksin mRNA tidak direkomendasikan bagi ibu hamil. Namun, pesan hoaks tersebut tidak menyebutkan bahwa vaksin mRNA yang dimaksud merupakan vaksin COVID-19. Pesan tersebut lebih banyak menyebutkan MERS-CoV.1 

Berdasarkan rekomendasi Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), vaksin COVID-19 direkomendasikan untuk diberikan bagi ibu hamil. Adapun vaksin COVID-19 yang bisa diberikan adalah vaksin yang berjenis inactivated, seperti vaksin yang dibuat oleh perusahaan Sinovac, ataupun vaksin berbasis mRNA, seperti vaksin Pfizer dan Moderna.2,3 Kedua vaksin ini memiliki prinsip pembuatan yang berbeda. Vaksin inactivated dibuat dengan mematikan mikroorganisme (virus), sementara vaksin berbasis mRNA hanya mengandung komponen genetik, bukan keseluruhan virus.4 Pemberian vaksinasi COVID-19 ini dilakukan bagi ibu hamil kelompok berisiko tinggi, ibu hamil berisiko tinggi terpapar, dan ibu hamil berisiko rendah yang mendapat penjelasan dari dokter dan memilih untuk divaksin.2,3 

Selain itu, berdasarkan jurnal, efektivitas vaksin COVID-19 berbasis mRNA (Pfizer–BioNTech dan Moderna) dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 juga dapat dibuktikan.1 Terkait dengan keamanannya pada ibu hamil sendiri, vaksin mRNA juga diduga tidak dapat menembus plasenta, melainkan hanya antibodi yang terbentuk yang dapat menembus plasenta. Begitu pula pada ibu yang menyusui, hanya antibodi dan sel T yang distimulasi vaksin yang terdapat dalam ASI.4

Namun, mengingat teknologinya yang cukup baru, secara umum penelitian mengenai keamanan vaksin mRNA pada ibu hamil memang belum terlalu banyak. Selain itu, vaksin mRNA, seperti vaksin lainnya, juga diketahui dapat menyebabkan efek samping. Adapun beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan adalah nyeri ringan-sedang pada area suntikan, kelelahan, dan sakit kepala.4

Oleh karena itu, walaupun dapat menyebabkan efek samping ringan, vaksin mRNA tidak dilarang untuk diberikan bagi ibu hamil. Namun, pemberiannya harus melihat risiko ibu hamil tersebut. Jenis vaksin yang diberikan juga dapat mengikuti penilaian dokter. Terakhir, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk lebih memahami keamanan vaksin mRNA pada ibu hamil. 

 

Referensi:

  1. Unknown. Awas Hoaks: Vaksin mRNA Tidak Direkomendasikan Selama Kehamilan [Internet]. Jakarta: Satuan Tugas Penanganan COVID-19; 2022 May 27 [cited 2022 Jul 28]. Available from: https://covid19.go.id/p/hoax-buster/awas-hoaks-vaksin-mrna-tidak-direkomendasikan-selama-kehamilan
  2. Azizah KN. Vaksin COVID-19 untuk ibu hamil pakai jenis apa? [Internet]. Jakarta: Detik.com; 2021 Jun 25 [cited 2022 Jul 28]. Available from: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5619594/vaksin-covid-19-untuk-ibu-hamil-pakai-jenis-apa
  3. POGI. Rekomendasi POGI terkait dengan melonjaknya kasus ibu hamil dengan COVID-19 dan perlindungan terhadap tenaga kesehatan [Internet]. Jakarta: POGI; 2021 Jun 21 [cited 2022 Jul 28]. Available from: https://pogi.or.id/publish/wp-content/uploads/2021/06/Revisi-Rekomendasi-POGI-utk-Bumil-dengan-Covid-19-.pdf
  4. Falah N. Vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil dan menyusui [Internet]. Jakarta: alomedika; date unknown [cited 2022 Jul 28]. Available from: https://www.alomedika.com/vaksinasi-covid-19-pada-wanita-hamil-dan-menyusui

Penulis: Stella Kristi T

Share your thoughts