Virna Glaucoma Implant, Mimpi yang Jadi Kenyataan
Kisah Dr. dr Virna Dwi Oktariana, SpM (K) dalam mengembangkan implant glaukoma
Dr. dr. Virna Dwi Oktariana, SpM (K) adalah seorang dokter spesialis mata subspesialis glaukoma yang menjabat sebagai Kepala Bagian Glaukoma Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Perempuan yang akrab dipanggil Virna ini memulai pendidikan kedokterannya pada tahun 1993. Setelah lulus menjadi dokter umum, ia melanjutkan residensi di Departemen Mata FKUI hingga tahun 2005. Tak berhenti di situ, Virna terus melanjutkan pendidikannya dan mendapatkan gelar doktor pada tahun 2017. Untuk menyelesaikan pendidikan doktoralnya, ia menciptakan sebuah inovasi implan glaukoma yang sekarang telah dipatenkan dengan nama Virna Glaucoma Implant.
Sejak menjalani pendidikan dokter, perempuan berhijab ini bercita-cita untuk menciptakan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi banyak orang. Seiring berjalannya waktu, usaha kerasnya membuahkan hasil. Cita-citanya untuk menjadi penemu terwujud melalui Virna Glaucoma Implant.
Latar Belakang Pengembangan Virna Glaucoma Implant
Awalnya, Virna datang ke Royal Perth Hospital, Australia pada tahun 2007 dalam rangka mempelajari skrining glaukoma. Di sana, Ia sempat bertemu dengan Prof. William H. Morgan. Meskipun pertemuan dengan Morgan cukup singkat, dokter spesialis mata dari Royal Perth Hospital ini memiliki peran penting dalam studi S3 Virna. Beberapa tahun setelah itu, Virna kembali menghubungi Morgan untuk dapat menjalani fellowship di sana. Dengan tangan terbuka, Morgan menyambut perempuan asal Jakarta ini dan membantunya untuk mendapatkan beasiswa.Pada tahun 2011, Virna terbang ke Royal Perth Hospital untuk menjalani pendidikan fellowship-nya.
Saat berada di Perth, Virna berdiskusi tentang rencananya untuk menjalani S3 dengan Morgan. Dari diskusi tersebut, lahir ide mengenai Virna Glaucoma Implant. Walaupun sudah acapkali terpikirkan untuk membuat implan glaukoma, Virna merasa tidak yakin bahwa ia mampu menciptakan hal tersebut. Namun, Morgan terus memberikan dukungan dan mengatakan bahwa alangkah baiknya untuk dicoba terlebih dahulu. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Virna menghubungi kopromotornya di Indonesia, Prof. Dr. dr. Widya Artini, SpM (K) atau yang biasa dipanggil dengan Ikke, untuk memberitahukan idenya.. Ikke mengagumi ide tersebut dan mendukungnya untuk mengembangkan implan glaukoma.
Pengembangan Virna Glaucoma Implant
Dengan bantuan dari kopromotornya, Virna bertemu dengan PT Rohto Laboratories Indonesia. Setelah ia menjelaskan rencananya untuk mengembangkan implan glaukoma, perusahaan tersebut mendukung penuh penelitian dokter subspesialis glaukoma ini. Perjuangan Virna dalam mengembangkan implan glaukoma pun dimulai.
Perjalanan panjang pengembangan implan glaukoma ini dimulai dengan pembuatan purwarupa. Penentuan bahan, ukuran, serta hal-hal lain yang diperlukan ternyata tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Virna membutuhkan waktu kurang lebih tiga sampai empat tahun (2011–2014) untuk dapat menyelesaikan purwarupa implan glaukoma sebelum dapat diterapkan pada mata kelinci di tahun 2015.
Setelah berhasil menyelesaikan purwarupa tersebut, Virna masih harus melanjutkan penelitian ke tahap berikutnya. Dengan lokasi laboratorium yang berada di Bogor, perempuan yang pantang menyerah ini harus bolak-balik Jakarta–Bogor selama melakukan penelitian implan glaukoma tersebut. Selain itu, Virna juga memotong jam praktik dan waktu tidurnya demi menyelesaikan Virna Glaucoma Implant.
Suka-Duka selama Mengembangkan Virna Glaucoma Implant
Perempuan rendah hati ini menyatakan bahwa tidak ada duka dalam proses mengembangkan Virna Glaucoma Implant. Walaupun dengan berkurangnya waktu istirahat dan padatnya tanggung jawab yang ia miliki, Virna berkata bahwa itulah bagian dari perjuangannya. Itulah hal yang diperlukan untuk mencapai cita-citanya. Tak pernah sekalipun Virna menganggap bahwa hal tersebut ialah bagian dari duka.
Virna sangat bersyukur kepada Allah SWT karena baginya segala hal yang ia jalani selalu diberi kemudahan oleh Yang Maha Kuasa. Mulai dari langkah pertamanya menjadi seorang subspesialis glaukoma hingga langkah-langkah berikutnya. Dokter lulusan FKUI ini merasa bahwa ia selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, yaitu para guru dan juga pasien-pasien yang bersedia untuk dipasangkan implan glaukoma buatannya. Hal-hal tersebut adalah sumber kebahagiaan baginya selama proses pengembangan implan glaukoma. Virna tersenyum saat menceritakan kebahagiaannya saat ia bertemu salah satu pasiennya yang tidak membutuhkan obat lagi setelah dipasangkan implan glaukoma ciptaannya.
Saat ini, Virna Glaucoma Implant telah tersebar di hampir seluruh Indonesia. Di RSCM sendiri, sudah lebih dari lima ratus pasien telah menggunakan implan glaukoma hasil kembangan Virna ini. Dengan hasil penelitiannya yang mengagumkan dan membantu banyak orang, Virna telah menjadi salah satu dari sembilan orang penerima anugerah Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2019. Ke depannya, ia berharap Virna Glaucoma Implant dapat tersebar lebih luas lagi, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional sehingga dapat membantu lebih banyak orang lagi. raisa