Warfarin

 

Definisi & Informasi umum Obat

Warfarin merupakan salah satu jenis antikoagulan oral yang sering dipakai. Seperti obat antikoagulan lainnya, warfarin dapat digunakan baik sebagai obat profilaksis (pencegahan) ataupun terapi pada gangguan kardiovaskuler akibat trombus.1-3

Warfarin berperan untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah dan zat-zat lainnya yang rentan terjadi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.2,3

Indikasi

Seperti obat antikoagulan pada umumnya, warfarin berfungsi untuk mencegah pembekuan darah. Obat ini bisa digunakan sebagai profilaksis dan terapi penyakit terkait trombus, seperti infark miokardium, trombosis vena dalam, emboli pulmonalis, dan fibrilasi atrial. Selain itu, warfarin juga dapat digunakan untuk kasus transient ischemic attack.1-3

Khusus dalam ranah profilaksis, obat ini bertujuan untuk mencegah terjadinya trombosis maupun embolisasi pada penyakit jantung rematik, fibrilasi atrium, dan juga pada pasien pascaoperasi penggantian katup jantung prostetik.1,3

Dosis & Penggunaan

Warfarin diberikan per oral sebanyak satu kali sehari. Dari beberapa rekomendasi, sebaiknya pasien mengonsumsi obat ini pada waktu sore atau malam hari. Dosis penggunaan warfarin harus ditetapkan dengan mempertimbangkan quick one stage prothrombin time (thrombotest). Oleh sebab itu, sebaiknya lakukan konsultasi ke dokter sebelum meminum obat ini karena dosis masing-masing pasien bisa saja berbeda.1,2

Pada pasien dewasa, dosis yang biasa diberikan berkisar 10 mg selama 2 – 4 hari (disesuaikan dengan hasil prothrombin time). Terapi lanjutan bisa dilakukan dengan memberikan dosis penunjang sebesar 2 – 10 mg sekali sehari. Akan tetapi, tetap perlu dilakukan pengecekan prothrombin time secara berkala untuk mencegah efek toksisitas apabila terjadi perubahan prothrombin time pada pasien.1

Interaksi

Warfarin terkenal sebagai obat yang dapat berinteraksi dengan banyak obat lainnya. Efek dari adanya interaksi ini bisa berupa munculnya risiko efek samping ataupun menurunnya efek warfarin. Banyaknya potensi interaksi obat ini dapat dikaitkan dengan metabolisme warfarin yang melibatkan enzim cytochrome P-450  dan kemampuannya dalam mengikat protein.2,3

Obat antimikroba (metronidazole, ciprofloxacin, trimethoprim-sulfamethoxazole) yang dapat menginhibisi CYP450 tentunya dapat menurunkan aktivitas metabolisme warfarin. Selain itu, amiodarone yang juga berperan sebagai penghambat enzim CYP450 juga menyebabkan efek yang sama dengan ketiga obat antimikroba sebelumnya. 2,3

Penggunaan warfarin bersama obat yang dapat memengaruhi pembekuan darah, seperti obat anti inflamasi non steroid (OAINS), antikoagulan lain, dan antiplatelet, dapat meningkatkan risiko perdarahan. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari penggunaan obat-obat tersebut bersamaan dengan warfarin.1-3

Efek samping

Efek samping yang sering terjadi akibat penggunaan warfarin adalah perdarahan, reaksi hipersensitivitas, diare, alopecia (kebotakan), nekrosis kulit, mual, muntah, gangguan fungsi hati, dan juga pankreatitis.1

Peringatan Obat

Warfarin dikontraindikasikan bagi pasien yang memiliki kondisi:2,3

  • Alergi terhadap warfarin ataupun komponen lain yang terkandung dalam obat tersebut
  • Memiliki penyakit dengan risiko tinggi perdarahan, seperti ulkus gastrointestinal, aneurisma serebral, perdarahan sistem saraf pusat, dan lain-lain
  • Baru saja menjalani operasi mata, sistem saraf pusat, atau operasi traumatik lainnya yang memerlukan bedah terbuka

Hati-hati menggunakan obat ini kepada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal, pasien menyusui, dan juga pascapembedahan. Pada pasien lanjut usia, pastikan bahwa ia tidak memiliki risiko perdarahan yang tinggi. Penggunaan warfarin pada ibu hamil dengan katup jantung mekanik juga perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan perdarahan pada fetus dan keguguran spontan.1-3

Overdosis

Pasien dengan overdosis warfarin umumnya mengalami gejala perdarahan, seperti adanya darah pada tinja, urin, memar berlebihan, dan lain sebagainya. Pada kondisi tersebut, langsung hentikan penggunaan warfarin dan berikan suplementasi vitamin K.1-3

Farmakologi

Obat ini bekerja dengan memengaruhi faktor pembekuan darah, vitamin K, dan protein-protein antikoagulan. Warfarin akan memblokade siklus oksidasi-reduksi vitamin K sehingga fungsi vitamin ini sebagai kofaktor pembekuan darah akan terganggu. Obat ini dimetabolisme di hati dengan bantuan enzim CYP450 (CYP2C9, 1A2, dan 3A4).2,3

Waktu paruh obat ini cukup panjang, yaitu sekitar 20 – 60 jam. Setelah selesai dimetabolisme, warfarin akan dibuang melalui urin.2,3

Referensi

  1. BPOM RI. Natrium warfarin [Internet]. Unknown: BPOM RI. Unknown [cited 2021 Jun 29]. Available from: http://pionas.pom.go.id/monografi/natrium-warfarin
  2. Patel S, Singh R, Preuss CV, et al. Warfarin. [Updated 2021 Feb 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470313/
  3. Crader MF, Johns T, Arnold JK. Warfarin Drug Interactions. [Updated 2021 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441964/

Share your thoughts