Xerophthalmia

Definisi & Informasi Umum

Xerophthalmia merupakan penyakit mata yang diasosiasikan dengan defisiensi vitamin A. Saat ini, xerophthalmia bahkan menjadi salah satu masalah utama pada negara berkembang dan penyebab dari kebutaan yang seharusnya dapat dicegah, terutama pada daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara. WHO memperkirakan bahwa sekitar 254 juta anak menderita defisiensi vitamin A dan 2,8 juta di antaranya menderita xerophthalmia. Kondisi ini merupakan penyebab utama kebutaan pada anak dengan 350.000 kasus baru tiap tahunnya.

 

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala xerophthalmia diklasifikasikan WHO sebagai berikut:

  • Kebutaan senja (XN): penurunan penglihatan pada kondisi gelap
  • Xerosis konjungtiva (X1A): kekeringan pada konjungtiva
  • Titik Bitot (X1B): terdapat titik Bitot, yaitu endapan putih, pada konjungtiva 
  • Xerosis kornea (X2): penampakan kornea yang kering dan berkabut
  • Ulserasi kornea dan keratomalacia (X3A dan X3B): likuefaksi sebagian dari kornea
  • Jaringan parut kornea (XS): jaringan parut pada kornea
  • Fundus xerophthalmia: perubahan fungsional retina yang diikuti dengan perubahan strukturnya

 

Etiologi & Faktor Risiko

Terdapat dua penyebab utama dari xerophthalmia. Pertama, xerophthalmia dapat disebabkan oleh penurunan asupan vitamin A yang lebih sering ditemukan pada negara berkembang, terutama pada anak-anak. Penyebab kedua tidak berhubungan dengan asupan vitamin A, melainkan oleh gangguan metabolisme dan penyimpanan vitamin A, termasuk penyakit hati kronik. 

Beberapa faktor risiko untuk xerophthalmia adalah sebagai berikut:

  • Pendapatan keluarga yang rendah
  • Konsumsi sayuran hijau dan buah-buahan yang sedikit
  • Diare kronik
  • Alkoholisme
  • Inflammatory bowel disease
  • Pankreatitis
  • Berbagai penyakit lainnya yang mengurangi penyerapan vitamin A, seperti penyakit Crohn, celiac sprue, insufisiensi pankreas, dan sebagainya

Selain itu, defisiensi seng juga dapat terlibat dalam patogenesis xerophthalmia, karena defisiensi seng dapat menurunkan protein pengikat retinol yang dibutuhkan untuk memobilisasi retinol dari hepar. Seng juga berperan dalam mengubah beta-karoten menjadi retinol.

 

Patofisiologi

Vitamin A merupakan vitamin yang larut lemak yang sumber utamanya adalah makanan. Vitamin A penting untuk mempertahankan fungsi sistem imun, epitel, kulit, dan terutama retina. Pada retina, vitamin A merupakan prekursor dari pigmen penglihatan yang penting dalam proses penglihatan. Pigmen rhodopsin, yakni pigmen yang berfungsi terutama dalam penglihatan gelap, pada sel batang retina lebih sensitif terhadap defisiensi vitamin A daripada pigmen iodopsin yang berfungsi dalam penglihatan terang pada sel kerucut. Akibatnya, penglihatan gelap atau malam terlebih dulu terganggu dalam kondisi defisiensi vitamin A. Selain itu, karena vitamin A juga penting untuk diferensiasi dan proliferasi epitel konjungtiva dan kornea, maka defisiensinya menyebabkan kekeringan konjungtiva dan kornea, ulserasi kornea, hingga terbentuknya jaringan parut.

 

Diagnosis

Diagnosis xerophthalmia didasarkan atas gejala klinis ditambah dengan riwayat medis yang mendukung. Anamnesis untuk menggali riwayat makanan, sosioekonomi, dan konsumsi alkohol sangat penting untuk dilakukan. Dari pemeriksaan fisik, dilakukan pengukuran berat badan, bentuk tubuh, ada atau tidaknya ikterus, serta palpasi abdomen untuk menyingkirkan hepatomegali. Selain itu, pengukuran kadar vitamin A, protein pengikat retinol, dan seng dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis xerophthalmia. Kadar retinol yang dianggap normal adalah di atas 0,70 mikromol per liter. Uji adaptometri gelap untuk menilai kemampuan adaptasi gelap juga dapat membantu diagnosis gangguan penglihatan gelap. Evaluasi selengkapnya untuk xerophthalmia dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

diagnosis Xerophthalmia

Gambar 1. Evaluasi xerophthalmia.2

 

Tata Laksana

Xerophthalmia perlu ditatalaksana dengan segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Tata laksana xerophthalmia dilakukan dengan pemberian vitamin A. Meski xerophthalmia telah sampai ke tahap keratomalacia, pasien tetap harus diberikan vitamin A untuk menyelamatkan mata yang lainnya dan juga nyawa pasien itu sendiri. Dosis pemberian vitamin A adalah sebagai berikut:

regimen vitamin A anak

Tabel 1. Dosis pemberian terapi vitamin A.2

 

Pencegahan dapat dilakukan dengan memastikan kecukupan asupan vitamin A dari makanan serta suplementasi vitamin A pada kelompok yang berisiko tinggi seperti anak-anak dan pada ibu 6-8 minggu pasca melahirkan. Contoh makanan yang kaya vitamin A di antaranya adalah daging sapi, telur, ayam, wortel, manga, sayuran hijau, dan sebagainya.

Komplikasi & Prognosis

Tata laksana pada tahap awal dapat memperbaiki penglihatan, tetapi pada ulserasi kornea, diperlukan tindakan bedah, tetapi ini pun tidak dapat menjamin kembalinya penglihatan secara sempurna. 

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada xerophthalmia adalah sebagai berikut:

  • Hilangnya lapang pandang penglihatan
  • Katarak
  • Penurunan ketajaman penglihatan

 

Referensi

  1. Feroze KB, Kaufman EJ. Xerophthalmia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan [cited 2020 Nov 15]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431094/
  2. Krishna U, Kamath SJ, Nayak MK. Management of Bitot’s Spots [Internet]. American Academy of Ophthalmology. 2016 Dec [cited 2020 Nov 15]. Available from: https://www.aao.org/eyenet/article/management-of-bitot-s-spots
  3. Belete G, Fenta A, Hussen M. Xerophthalmia and Its Associated Factors among School-Age Children in Amba Giorgis Town, Northwest Ethiopia, 2018. Journal of Ophthalmology. 2019;2019:1-8.
  4. Chopra R, Batra N, Chander A. Vitamin A deficiency: An eye sore. Journal of Medical Nutrition and Nutraceuticals. 2013;2(1):41.

Share your thoughts